
Halo!
Aku kembali lagi dengan Catatan Kecil. Setelah kemarin ber-galau-galau ria, sekarang aku berusaha buat bikin catatan yang nggak galau lagi. Oke, sebenarnya catatan ini aku tulis kemarin, tapi berhubung aku sampai rumah jam 23.00 WIB, dan aku capek, jadi aku tulis sekarang sambil mengingat-ingat lagi apa yang aku alami kemarin. Untungnya ada kepingan ingatan rasa dan asa yang masih berkumpul di otak ku. Aku menyimpulkan tiga hal yang aku alami kemarin, yaitu: Cinta, Harapan, dan Kemenangan. Aku mau membahas satu-satu, jangan kelewatan ya!
Cinta
Hari itu 17 Juni 2011 Aku terbangun tengah malam karena mimpi buruk, buruk sekali. Aku mimpi 'Pie Eitch' dia kehilangan sesuatu yang sangat berarti untuk cita-citanya, yaitu kaki. Setelah itu aku gak bisa tidur lagi, bodoh memang, ngapain aku memikirkan orang lain. Aku pikir-pikir lagi bukan itu yang membuat ku gak bisa tidur. Aku saja yang terlalu semangat untuk besok, karena besok hari dimana aku dinyatakan naik ke kelas DUA BELAS, rasanya campur aduk. Antara Bahagia, sedih, dan kecewa.
18 Juni 2011 aku terbangun jam lima pagi, masih ngantuk sih soalnya aku baru bisa tidur jam tiga pagi. Tapi kalau aku tidur lagi aku jelas susah bangunnya. Aku gak mau ketiduran lagi soalnya aku gak mau kesiangan, jam delapan pagi ini NJOMBAD kelasku masuk final melawan kelas sebela IPA 3. Tentu saja aku gak akan melewatkannya, tidak karena... hahahaha... Aku datang di sekoalah tepat jam delapan pagi, ternyata pertandingannya di mundurkan jadilah aku nunggu. Mumpung nganggur aku menyiapkan kamera. Memang keberuntungan ada di tanganku, aku bertemu dengan objek foto yang mengesankanku dua bulan terakhir ini. Hasil nya lumayan sih, aku gak bisa nunjukin, cuma buat konsumsi pribadi. hehehe. Objek ku sempat curiga sih, tapi karena kamera mungilku ini gak gamapang dikenali plus aku berekspresi seolah gak tertarik dengan apa-apa, aku yakin dia cuma bingung. Aku bersyukur sekali dulu ngambil keputusan ikut ekskul Teater, aku bisa yah, memasang topeng sedikit lahh... Pura-pura gak mau tau dan sangat tidak tertarik, padahal sangat tahu dan sedikit tertarik. Pertandingan dimulai... Aku menonton tidak sambil berkonsentrasi. Oh ya, ini sekilas tentang foto-foto Pemain NJOMBAD waktu beberapa pertandingan. Let's see !
Di atas adalah foto-foto yang sempat aku abadikan, masih banyak yang lain. Aku juga lupa tanggalnya. Kemarin juga masa perdananya rambut baru Bibi.. Ini fotonya, gak jelas foto ini.
Oke, sebenarnya hal di atas gak ada maknanya. Inilah inti dari Catatan ku bagian Cinta, aku pengen ngomong sesuatu, eh.. salah ngetik sesuatu yang gak mungkin aku ucapkan secara langsung dan gamblang. Tarik nafas... hembuskan... "Aku suka kamu, 'Pie Eitch'. Bukan kelebihan mu :)."
Sekian catatan bagian Cinta ini, lanjut ke bagian Harapan!
Harapan
Masih menyambung dengan Catatan bagian Cinta tentang pertandingan kelas ku di atas. Aku melihat para pemain kelas ku dengan bangga, aku kagum sama mereka, mereka nampak bersemangat. Berbeda dengan kami para penonton dari kelas sebelas IPA 2, khususnya aku, aku sangat menaruh harapan besar pada teman-teman ku yang turun ke lapangan. Hal itu bisa terlihat juga di mata teman-teman suporter yang lain, karena ini adalah pertandingan kelas kami ke final yang pertama dan terakhir. Mengingat kami sebentar lagi akan naik ke kelas 12, kami tidak tau akan satu kelas lagi atau tidak. Harapanku, kami, Njombad bisa tetep satu kelas lagi. Susah sekali, melihat teman-teman yang sudah bersama selama satu tahun, tiba-tiba aku berada di kelas yang berbeda dengan orang-orang yang berbeda. Aku gak ingin seperti waktu aku berkisah dengan Daun, terasa asam sekali.
Kembali lagi ke pertandingan kelasku, teman-teman ku terlihat tangguh di mata ku, walaupun aku mendengar gosip yang sangat sedap dari kelas sebelas IPA 3 bagaimana ketangguhan tim tersebut, tapi aku tetap merasa teman-teman ku sebelas IPA dua, NJOMBAD lebih tangguh! Kami bersorak-sorak, walaupun kalah suporter, tidak bukannya teman yang lain gak mau datang, tapi mereka masih memiliki sisi yang lebih penting daripada melihat petarung kami, sisi yang membuat mereka tak sempat meluangkan waktu karena waktu mereka sudah terikat dengan sesuatu yang kadarnya lebih besar daripada kami, para petarung yang sudah menang sebelum benar-benar perang.
Harapan kami mulai pupus saat gawang yang dijaga oleh keeper kami kemasukan bola, tapi tidak dengan ku. Masih banyak waktu, batinku. Tapi tidak, kami memang hanya sekedar pemenang bukan juara, kelas kami kalah. Aku tidak tau berapa skor akhirnya, karena aku terlalu pengecut untuk melihat teman-teman ku, pejuang kami tertunduk lesu ketika benda bundar itu menembus gawang kami.
Kemenangan
Kami kalah, dari tim lawan. Tapi bagiku kelas ku sudah menang, bahkan sebelum bertanding. Mereka, pejuang kelas kami bukanlah pecundang, mereka tidak kalah, mereka hanya tidak juara. Teman-teman suporter yang lain bilang "Kita sudah juara dua, rek. Itu sudah bagus sekali." aku setuju sekali dengan kalimat itu. Kita memang tidak dapat piala yang besar itu, tapi hati kita yang lapang dada mengakui sang juara, akan memberikan kepuasan dan jiwa pemenang yang berhati lapang dan sederhana. Kita sudah menang rek ! Kita sudah dapat piala! Tapi pialanya ada disini, di hati kita. Pialanya abadi, gak akan rusak, karena piala itu tidak terbuat dari besi, piala itu terbuat dari Cinta, Keringat kalian, harapan, perjuangan, kebersamaan, dan semangat ! kita, punya hati masing-masing, bisa kalian hitung sendiri berapa banyak piala yang sudah kita dapat? Ada 33 piala abadi, sudah kalian ambil? Bagaimana ? Indah kan? Itu piala kita, simpan baik-baik ya! kalau kalian kehilangan piala itu, kalian juga mengurangi jumlah piala NJOMBAD!
Keliatannya baru kemarin aku masuk ke kelas Mulok, kelas baru ku.
Tentu saja aku senang, aku naik kelas sebelas dan bisa sekelas dengan sahabatku, Bibi.
Aku tak kenal kalian, pandangan menilai itu aku berikan.
Dalam hatiku bergumam, oh... Ini teman satu kelas ku setahun mendatang.
Dan hari ini aku menambahkan satu penilaian untuk kalian, kalian istimewa, sangat istimewa.
With Love, TisKusuma
halo, aku suka kata-katamu yang tentang piala yang tidak terbuat dari besi dan gak akan rusak. :')
BalasHapusperpisahan memang menyedihkan. aku juga akan mengalami, bedanya aku naik ke kelas XI dan lebih was-was lagi karena ada penjurusan. haha
aku juga merasa barus saja ikut MOS, dibentak bentak, eh sekarang udah mau naik kelas :'(
sukses selalu yaa. :)
Halo juga Adina :)...
BalasHapusAku gak tau piala itu terbuat dari apa, jadinya ngawur terbuat dari besi aja. hehehe..
Wah, sukses ya penjurusannya.
:)
oh iya, thank komennya :D
so nice sukak ceritanya...simple tapi bermakna banget...slm kenal yaa....:D
BalasHapus