Senin, 02 Januari 2012

Jatuh Cinta Diam-Diam


Orang yang jatuh diam-diam hanya bisa, seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian 

(Marmut merah jambu, Radityadika)

Bicara soal jatuh cinta diam-diam, ada sebuah kisah tentang gadis yang selalu jatuh cinta diam-diam. Bukan karena di tolak, tetapi karena ia selalu menjadi pengecut. Bukan satu hal itu saja, pada suatu kisah cinta diam-diamnya ia kurang peka, ketika orang itu sudah benar-benar pergi, gadis itu baru sadar bahwa sebenarnya ia sudah mendapatkannya sebelum ia benar-benar berusaha.

Pada suatu ketika ia memperhatikan seseorang. Perlahan-lahan memperhatikan itu menjadi kebutuhan untuk gadis itu. Sebut saja gadis itu, Angin dan seseorang yang di perhatikan Angin bernama Langit. Angin tidak memiliki alasan yang pasti bagaimana ia bisa memiliki kebutuhan untuk memperhatikan Langit. Tapi Angin punya satu alasan, senyum Langit dengan matanya yang menghilang itu, menjadi senyum favorit Angin. Cara ngomong Langit yang asal-asalan itu menjadi cara ngomong favorit Angin... Dan cara Langit berlari menjadi cara berlari paling mengagumkan yang pernah Angin tau.

Angin tau kalau apa yang dilakukannya sekarang berlebihan, sebenarnya awal dari semua ini adalah kebencian Angin pada diri Langit. Dari benci itu Angin mulai memperhatikan Langit, bagaimana sikap Langit.. tentu saja Angin memperhatikan Langit untuk menambah alasan agar langit memang patut dibenci. Tapi tidak disadari oleh Angin bahwa ada satu hal di diri Langit yang terlihat sangat mempesona ketika ia memperhatikan Langit. Berlahan tapi pasti hal mempesona itu memikat Angin untuk terus berada di belakang Langit, memperhatikan langit dari belakang dalam jarak yang jauh...

Ketika pagi hari, hal pertama yang dilakukan Angin adalah memastikan bahwa Langit ada dalam jangkauannya, bahwa langit baik-baik saja :) . Seakan mempunyai otak sendiri, mata Angin bisa beergerak sendiri mencari keberdaan Langit sebelum Angin benar-benar sadar.

Angin hobi memotret, mengabadikan Langit dalam selembar kertas. Angin memastikan bahwa ia akan terus ingat tentang Langit, karena ia tau waktu mereka tak banyak untuk terus saling melihat. 

Angin selalu melihat tangan itu, tangan yang menolongnya ketika ia terpeleset, lalu secepat tangan itu datang menolong, begitu cepat pula ia pergi... tapi Langit bisa menyimpan ingatan itu bagaimana tangan itu menyentuh tangan Angin, bagaiman raut wajah cemasnya, dan bagaimana Langit tertawa kecil melihat betapa bodohnya keseimbangan Angin yang mudah jatuh.

Angin mengingat senyum yang baik-baik saja yang terukir begitu terpaksa ketika ia mulai sakit :) tapi terlihat sangat manis, seperti biasa. 

Angin juga ikut tersenyum ketika langi tersenyum bukan untuknya. Banyak hal yang Angin suka, ketika melihatnya dari belakang atau dari depan, tetapi hal itu perlahan pergi...

Angin selalu memasang wajah datar dan tidak tertrik tentang hal-hal yang berhubungan tentang Langit. banyak hal sederhana menjadi istimewa, tetapi Angin selalu tak mengharapkan yang istimewa. Angin hanya mengaharapkan ucapan 'Selamat ulang tahun' dari Langit :) .

Kisah ini belum sepenuhnya selesai dan tidak tau kapan berakhirnya... tapi Angin sudah bisa meraba akhirnya, yaitu mereka berdua akan sama-sama jatuh cinta lagi dengan orang yang berbeda. Angin masih menikmati cara ia memperhatikan semua hal-hal favorit yang bersumber pada satu orang :) .

Seperti dua kapal yang berpapasan sewaktu badai, kita telah bersilang jalan satu sama lain; tapi kita tidak membuat sinyal, kita tidak mengucapkan sepatah kata pun untuk dikatakan

(Oscar Wilde)

With Love, TisKusuma

8 komentar:

Terimakasih komentarnya :)

Titis Kusuma